Kengerian mengenai kerusakan di Bumi yang bisa ditimbulkan akibat jatuhnya asteroid besar digambarkan dengan baik di sejumlah film layar lebar seperti Deep Impact dan Armageddon. Tampaknya di masa depan ilustrasi film tersebut bisa menjadi kenyataan yang akan dihadapi manusia yang dapat mengahncurkan sebagian bumi ini. Hal ini juga mungkin yang terjadi pada saat pra sejarah dahulu yang mebuat kiamat kecil yang menghancurkan peradaban manusia tanpa sisa dengan cerita punahnya dinosaurus. Bahkan tahun 2013 sudah diprediksi oleh para ahli astronomi bumi akan tertabrak asteroid yang besar yang membuat bumi ini benar-benar kiamat.
Asteroid
Asteroid adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya. Asteroid dahulu disebut planet minor atau planetoidm. Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma (“ekor”) sementara asteroid tidak.
Asteroid pertama yang ditemukan adalah 1 Ceres, yang ditemukan pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi. Kala itu, asteroid disebut sebagai planetoid.
Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan, dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus, 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, sejumlah 13.350 memiliki nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto) yaitu 129342 Ependes.
Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta. Astéroid terluas dapam sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 1 Ceres, dengan diameter 900-1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter ~500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadnag terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis; lihat 99942 Apophis).
Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-3.6×1021 kg[4][5], atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya ini, 1 Ceres bermassa 0.95×1021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid terpadat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas (7%), dan 10 Hygiea (3%), menjadikan perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704 Interamnia (1.0%), dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah 3% dari massa totalna. Jumlah asteroid berikutnya bertambah secara eksponensial walaupun massa masing-masing turun. Dikatakan bahwa asteroid ida juga memiliki sebuah satelit yang bernama Dacty.
Ancaman Asteroid Terhadap Bumi
Ancaman asteroid yang berpeluang menghantam Bumi seharusnya menjadi isu dunia dan tidak dianggap remeh. Asosiasi Penjelajah Antariksa Internasional (ASE) menyerukan kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar mengembangkan berbagai strategi untuk menghadapi asteroid yang mengancam akan menghantam Bumi.
Dari 5.000 benda dekat Bumi yang sudah dikenal, dan 500.000 lainnya yang diperkirakan akan ditemukan dalam 15 tahun mendatang beberapa puluh di antaranya berisiko tinggi menghantam Bumi. Hal tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan lokal atau regional.
Untuk menghadapi ancaman ini, asosiasi mengimbau kepada badan-badan PBB dan negara anggotanya agar mengembangkan kerangka kerja untuk saling bertukar informasi tentang berbagai asteroid yang berbahaya. Selain itu tentu saja mekanisme pengambilan keputusan untuk menghancurkan atau membelokkan lintasan asteroid-asteroid tersebut.
“Kemampuan teknikal untuk mencegah benturan semacam ini dengan Bumi sudah tersedia,” tulis ASE, yang anggotanya terdiri atas 320 orang yang telah pergi ke angkasa luar, dalam sebuah laporan yang disampaikan di Wina, Selasa (25/11). Sejumlah opsi sedang dikaji, antara lain menghancurkan sebuah asteroid dengan pesawat antariksa berukuran besar atau senjata nuklir, atau mengubah lintasannya dengan memanfaatkan kekuatan gravitasi dari pesawat yang melayang dekat asteroid.
ASE menyatakan struktur pengambilan keputusan hendaknya disusun segera, dengan keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan PBB. Dampak terbesar dari benda antariksa dalam sejarah adalah kejadian di Tunguska pada 1908, dimana meteoroid membinasakan hutan Siberia seluas 2.000 kilometer persegi
Asteroid Gelap Mengancam Bumi
Sebuah teleskop inframerah telah menemukan beberapa asteroid amat gelap yang beredar di sekitar orbit Bumi tanpa terlihat. Kegelapan dan bidang orbit yang miring membuat benda-benda angkasa itu terlewat dalam pencarian obyek yang mungkin menghantam Bumi.
Obyek-obyek gelap itu baru terlihat setelah dicari menggunakan teleskop NASA yang bernama Wide-Field Infrared Survey Explorer (WISE). Teleskop yang diluncurkan 14 Desember lalu itu difungsikan untuk memetakan langit dalam cahaya inframerah.
Nah dalam pengamatan selama enam minggu menggunakan WISE, para peneliti telah menemukan 16 asteroid asing yang beredar dekat orbit Bumi. Dari semuanya, 55 persen memantulkan kurang dari sepersepuluh cahaya Matahari, sehingga asteroid itu sulit terlihat menggunakan teleskop biasa. Salah satu asteroid bahkan segelap aspal segar dan memantulkan kurang dari 5 persen cahaya yang diterimanya.
Kebanyakan asteroid ini memiliki orbit yang miring dibanding orbit-orbit sebagian besar planet dan asteroid lain. Artinya pengamatan teleskop jarang menjumpai batu-batu angkasa ini karena berada di luar bidang pengamatan.
Untunglah benda-benda itu tetap memancarkan radiasi inframerah karena mereka menyerap banyak cahaya Matahari. Hal ini membuat WISE mampu melihatnya. “Sangat baik bahwa kami akhirnya bisa menemukan asteroid dan komet gelap,” ujar peneliti Amy Mainzer dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, Kamis lalu dalam konferensi di Houston, Texas.
WISE sendiri diharapkan bisa menemukan seribuan obyek yang berada di dekat Bumi. Jumlah itu terhitung sedikit karena para astronom menduga benda-benda dengan massa cukup besar yang bisa membahayakan Bumi jumlahnya puluhan ribu
2010 AL30 Asteroid Yang Mendekati BumiAsteroid Misterius Hampir Menabrak Bumi
Sebuah obyek luar angkasa misterius yang dinamakan 2010 AL30 diketahui tengah mendekati dan menuju Bumi. Benda yang diduga asteroid ini diperkirakan akan mencapai titik terdekat di Bumi, yaitu sepertiga jarak Bumi-Bulan.
Obyek yang diperkirakan berukuran 18 meter ini tengah menjadi perhatian astronom dunia. Seperti dilaporkan Discovery, meskipun diketahui terus mendekat ke Bumi, asteroid ini tidak menimbulkan ancaman langsung.
Batu angkasa ini akan berada di jarak 130.000 kilometer dari Bumi atau sekitar sepertiga dari jarak Bumi ke Bulan. Sangat jarang ada obyek seperti asteroid yang berada pada jarak sedekat ini sebelumnya. Masih belum bisa dipastikan apakah obyek angkasa ini betul asteroid atau bukan. Penemuan 2010 AL30 terbilang sangat baru, yaitu 11 Januari lalu.
Beberapa ahli berpendapat, berdasarkan karakteristik bentuk orbit dan jangka waktu evolusi mengelilingi matahari yang serupa dengan Bumi, diyakini bahwa benda angkasa itu adalah sampah antariksa yang kebetulan mengorbit jauh dari astmosfer Bumi. Namun, pendapat tersebut dibantah oleh Alan W Harris, peneliti senior dari Space Science Institut, AS, karena 2010 AL30 tidak terlihat artifisial. ”Orbitnya tidak menyerupai lintasan bekas pesawat angkasa,” ujarnya. Menurutnya, benda angkasa ini layaknya asteroid yang memotong lintasan Bumi lainnya. Hanya, kebetulan, orbitnya sempurna, yaitu menyerupai Bumi.
Kepastian bahwa benda ini asteroid atau bukan hanya bia dipastikan pada Kamis nanti, yaitu saat benda ini mendekati Bumi. Radar Goldstone milik NASA yang berada di Gurun Mojave dijadwalkan akan mengidentifikasi benda ini. Pantulan gelombang yang ditembakkan ke benda ini akan memastikan wujudnya.
Terlepas pro dan kontra mengenai wujud benda ini sebenarnya, Andera Boattini dari Catalina Sky Survey mengatakan, kemunculan 2010 AL30 merupakan ujian dari sistem mitigasi di Bumi dalam menghadapi ancaman asteroid yang mungkin saja menghujam Bumi. Untungnya, meskipun mengarah ke Bumi, benda angkasa seukuran ini relatif tidak membahayakan penduduk. Sebab, kalaupun menabrak Bumi, benda yang kekuatan ledakannya setara bom atom kecil ini akan langsung hancur begitu menyentuh atmosfer.
Hingga hari ini, Spaceweather merilis, setidaknya ada 1.092 asteroid yang memiliki potensi menabrak Bumi. Ukuran panjangnya bermacam-macam, mulai dari yang kecil, yaitu 18 meter seperti 2010 AL30 hingga 1,4 kilometer macam 24761 Ahau yang kini berada masih jauh dari Bumi
Sebuah asteroid misterius melintas sangat dekat dan hampir saja menabrak Bumi jika terjadi sedikit perubahan jalur orbit. Coba dibayangkan, jarak terdekat dengan Bumi saat melintas hanya tinggal 66.000 kilometer. Bandingkan jarak Bumi-Bulan yang rata-rata 384.000 kilometer. Lebih mengejutkan lagi kedatangan asteroid ini tidak pernah diduga-duga oleh para ahli astronomi sebelumnya. Astroid misterius itu saat ini diberi nama 2009 DD45 ini baru terdeteksi beberapa hari lalu.
Pengamat yang beruntung di wilayah Asia, Australia, dan Kepulauan Pasifik dapat melihatnya saat melintas di natar Bumi dan Bulan pada Senin (2/3 2009) pukul 20.44. Batuan angkasa itu bergerak dengan kecepatan hanya 20 kilometer per jam.
Asteroid 2009 DD45 baru dilaporkan kedatangannya pada 28 Februari. Observatorium Siding Spring Australia hanya merekamnya sebagai sebuah titik kecil. Saat itu, asteroid berada pada jarak 2,4 juta kilometer dan melesat dengan kecepatan sangat tinggi.
Dibanding objek ruang angkasa lainnya, asteroid termasuk kecil dengan diameter antara 20-50 meter. Asteroid merupakan objek batuan padat yang banyak mengorbit di kawasan yang disebut sabut asteroid antara Planet Mars dan Jupiter. Objek sekecil itu sulit dilihat dengan mata telanjang meski berada pada jarak sangat dekat dengan Bumi. Namun, pengamat amatir maupun profesional dapat mengatinya dengan teleskop ke arah lintasan yang tepat.
Berkat bantuan para astronom amatir di berbagai belahan dunia, bentuk lintasan orbitnya dapat diperkirakan. Asteroid tersebut mengorbit di bagian dalam tata surya dan diperkirakan menghabiskan waktu 1,56 tahun untuk sekali mengelilingi Matahari. Hal ini menunjukkan bahwa peluang asteroid tersebut dapat melintas kembali dekat Bumi cukup besar karena waktu orbit yang tidak terlampau jauh berbeda. Meski demikian, para astronom belum sampai pada kesimpulan bahwa objek tersebut mengancam Bumi.
Asteroid Sebagai Ancaman Kiamat tahun 2035Upaya Penyelamatan Bumi dari Ancaman Asteroid
Bumi mungkin terancam oleh asteroid besar dan mungkin diperlukan kapal antariksa untuk membelokkan trayeknya, begitulah pernyataan Kepala Badan Antariksa Rusia Anatoly Perminov. Anatoly Perminov menyatakan bahwa Badan Antariksa Rusia akan segera mengadakan pertemuan untuk mempertimbangkan misi ke Apophis, asteroid yang mengancam Bumi tersebut, demi menunda kiamat. Perminov mengatakan di radio bahwa kalau proyek ini sudah disetujui, dia akan mengundang NASA, Badan Antariksa Uni Eropa, Badan Antariksa China, dan pihak lainnya untuk bergabung.
Berita ini mengejutkan Badan Antariksa Amerika Serikat yang berpendapat bahwa ancaman jatuhnya bongkahan batu yang kira-kira berukuran 270 meter itu ke Bumi pada 2029 kemungkinannya cuma 1 per 37, jadi kemungkinan besar tak akan terjadi. NASA lebih berpendapat bahwa asteroid itu akan melewati Bumi, dan masih akan ada jarak aman sekitar 28.968 km. Namun, ada kemungkinan sangat kecil bahwa Apophis bisa menabrak Bumi pada 2035 walaupun sekali lagi kemungkinan ini yang tadinya 1 per 45.000 telah dihitung kembali dan mengecil jadi 1 per 250.000.
Namun, Perminov bersikeras bahwa asteroid itu adalah ancaman. Dia tak memberi detil jelas tentang bukti kemungkinan terjadinya tumbukan, tapi dia mengatakan bahwa dia telah diberi tahu para ilmuwan bahwa asteroid itu makin dekat.b”Saya tak ingat pastinya, tapi sepertinya (asteroid itu) bisa menabrak Bumi pada 2032,” tuturnya. “Keselamatan banyak orang taruhannya. Kita harus mengalokasikan beberapa ratus juta dolar dan membangun sistem untuk mencegah terjadinya tabrakan daripada berdiam diri menunggu bencana terjadi dan matinya ratusan ribu orang.”
Para ilmuwan telah lama mengemukakan berbagai teori strategi untuk membelokkan asteroid. Ada yang mengusulkan mengirimkan semacam satelit untuk mengorbiti asteroid itu agar perlahan-lahan trayeknya berubah. Ada juga yang mengusulkan mengirim pesawat antariksa untuk menabrak asteroid itu sehingga momentumnya berubah atau menggunakan senjata nuklir untuk menembaknya.
Perminov tak mengumumkan detil apa-apa tentang proyek itu karena menurutnya masih banyak hal yang harus dipikirkan dulu. Namun, dia mengatakan bahwa misi itu tak akan memakai senjata nuklir.
Film Hollywood Deep Impact dan Armageddon telah menggambarkan misi antariksa untuk mencegah bencana Bumi ditabrak benda ruang angkasa. Di kedua film itu para awak kapal memakai senjata nuklir untuk mencegah tabrakan.
“Menurut perhitungan masih sempat dibuat suatu pesawat antariksa khusus yang bisa mencegah tumbukan tanpa menghancurkan asteroid itu dan tanpa meledakkan senjata nuklir apa pun,” kata Perminov, “Ancaman tumbukan bisa dihindari.”
“Menurut perhitungan masih sempat dibuat suatu pesawat antariksa khusus yang bisa mencegah tumbukan tanpa menghancurkan asteroid itu dan tanpa meledakkan senjata nuklir apa pun,” kata Perminov, “Ancaman tumbukan bisa dihindari.”
Boris Shustov, Kepala Institut Astronomi milik Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, menyambut pernyataan Perminov sebagai tanda bahwa para petinggi akhirnya menyadari ancaman asteroid secara umum. “Apophis hanyalah contoh, masih banyak benda-benda ruang angkasa lain yang tak kita ketahui,”
Mitigasi Bencana Tumbukan Ssteroid Pada Bumi
Sejumlah ilmuwan dan pakar melakukan pertemuan baru-baru ini di Mexico City membahas pembuatan sistem peringatan dini (mitigasi) berjaringan global dari kemungkinan ancaman asteroid pembunuh yang dapat menghujam Bumi di masa-masa mendatang.
Pertemuan yang berakhir 20 Januari 2010, seperti dilansir Space.com pada 29 Januari 2010, diadakan oleh Asosiasi Penjelajah Angkasa serta Pusat Regional Ilmu Antariksa dan Pendidikan Teknologi untuk Wilayah Amerika Latin dan Karibia (CRECTEALC). Workshop ini dihadiri para ahli pelacak asteroid, astronom, mantan astronot, ahli manajemen bencana, pakar komunikasi dan otoritas dari PBB. Workshop tersebut juga bertujuan untuk menjembatani satu langkah besar ke d epan mengenai ide perlunya komponen informasi, analisi, dan sistem peringatan berjaringan mengenai ancaman asteroid, tutur Ray Williamson, Direktur Eksekutif Yayasan Keamanan Dunia (SWF) yang ikut mengorganisir pertemuan itu.
Uniknya, pertemuan ini berakhir tidak jauh setelah terjadinya peristiwa jatuhnya meteorit kecil yang menghancurkan sebuah kantor milik dokter di Virginia, AS. Dan, sehari setelah Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional (NAS), AS, melaporkan bahwa AS tidak melakukan upaya cukup untuk melindungi Bumi dari ancaman bahaya asteroid (near earth asteroid) dan komet. Menurut Sergio Camacho, Sekjen CRECTEALC dan mantan Direktur Urusan Angkasa Luar Kantor PBB, workshop ini akan menjadi sumber vital bagi tim panel yang bekerja di Komite Perdamaian Angkasa Luar PBB. Komite ini bekerja selama tiga tahun ke depan untuk menyusun prosedur internasional dalam upaya mengatasi kemungkinan ancaman dampak kerusakan di Bumi akibat hujaman asteroid.
Misi Penyelematan Oleh Rusia
Misi melindungi Bumi dari tubrukan asteroid, nantinya tidak hanya seperti gambaran film Deep Impact dan Armageddon saja. Saat ini sedang disusun badan luar angkasa Rusia upaya penyelamatan bumi dari hanyaman asteroid. Menurut kantor berita Associated Press (AP), mengutip pernyataan Kepala Badan Luar Angkasa Rusia Anatoly Perminov. Meski ada keraguan Amerika Serikat, negara paling menonjol dalam misi luar angkasa, Rusia tetap berpendapat rencana tersebut layak diwujudkan. Daripada duduk diam dan menunggu tubrukan asteroid atau benda-benda langit ke Bumi dengan korban ratusan ribu jiwa, menurut Perminov, tetap lebih baik melakukan sesuatu untuk menghindarinya dengan ongkos triliunan rupiah.
Bedanya dengan misi ”Deep Impact” dan ”Armageddon”, misi menghadang asteroid tidak akan menggunakan nuklir. Namun, Perminov enggan mengungkap detail yang direncanakan. Yang jelas, Rusia bermaksud menggandeng badan luar angkasa AS, Eropa, China, dan negara lain untuk proyek tersebut.
Asteroid pengancam Bumi saat ini diidentifikasi sebagai Apophis, asteroid berukuran 270 meter yang pertama kali ditemukan tahun 2004. Para astronom memperkirakan, Apophis akan bertubrukan dengan Bumi pertama kali pada 2029 dengan kemungkinan 1 banding 37. Meski sangat kecil, kemungkinan tubrukan itu diperkirakan ketika jarak asteroid dengan Bumi sekitar 29.450 kilometer. Sementara, NASA memperkirakan kemungkinan tubrukan pada tahun 2036 dengan perbandingan 1 banding 45.000.
Setelah para peneliti mengalkulasi ulang garis edar asteroid, NASA mengubah estimasinya menjadi 1 banding 250.000. Sejauh ini, para ahli di dunia memiliki berbagai teori untuk membelokkan benda-benda luar angkasa dari kemungkinan menabrak Bumi. Di antaranya, mengirim satelit untuk mengitari asteroid dan secara perlahan membelokkan arah asteroid. Sebagian ahli lain menyarankan mengirimkan kendaraan luar angkasa untuk menabrak asteroid atau meledakkannya dengan bahan nuklir. Di tengah berbagai pro-kontra, rencana Rusia itu dinilai sebagai pengakuan dunia terhadap bahaya benda-benda angkasa terhadap Bumi.
http://mediaanakindonesia.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar